2.
Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan
Kegunaannya
Maksud dari
dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung dari penumpang
atau barang terhadap rintangan-rintangan yang ada. Rintangan tesebut dapat
berupa rintangan alam seperti gunung, sungai, laut, maupun rintangan karena
aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada dan tujuan dari
transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam berbagai kelompok.
Rintangan
mungkin berupa gunung, sungai, laut,
penduduk yang rapat, atau daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan dibuat di bawah
gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat atau daerah industri dan
gedung-gedung dan jalan raya. Maksud dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk
jalan kereta api dan jalan mobil,
pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air, menghasilkan tenaga
listrik, saluran gas, saluran pembuangan, tempat penambangan atau untuk
kepentingan transportasi lokal di dalam suatu daerah industri atau pabrik.
Berdasarkan kegunaannya terowongan dapat dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
1.
Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnel)
-
Terowongan kereta api
-
Terowongan jalan raya
-
Terowongan pejalan kaki
-
Terowongan navigasi
-
Terowongan transportasi dibawah kota
-
Terowongan transportasi ditambang
bawah tanah
2. Terowongan Angkutan.
-
Terowongan stasiun pembangkit
listrik tenaga air
-
Terowongan penyediaan air
-
Terowongan untuk saluran air kotor
-
Terowongan yang digunakan untuk
kepentingan umum.
-
Terowongan untuk angkutan di dalam
daerah industri pabrik
Terowongan yang akan dibicarakan disini adalah merupakan
struktur bawah tanah (underground
structure) sehingga untuk memenuhi tujuannya maka terowongan tersebut harus
dibuat dengan metoda khusus tanpa mengganggu permukaan tanah.
Disamping
itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian terbuka jika letaknya tidak
begitu jauh dari permukaan tanah. Sesudah konstruksi terowongan selesai maka
ditimbun lagi dengan tanah hasil galian sebelumnya, metode ini dikenal dengan
istilah cut and cover.
2.1.
Terowongan
lalu lintas (Traffic Tunnel)
Terowongan
lalu lintas berfungsi untuk mengangkut material tambang atau barang dan manusia
sebagai media transportasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara
terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa yang terpenting
adalah terowongan kereta api. Kebanyakan terowongan kereta api ditemukan
didaerah pegunungan, tetapi ada juga yang dibangun dibawah sungai atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun
merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api dibawah kota merupakan kelompok
tersendiri dari terowongan kereta api, berbeda dengan terowongan jalan raya
dilihat dari sudut lokasi, metode kontruksi, material dan kegunaannya.
Terowongan jalan raya bentuk penampangnya tapal kuda (horse shoes). Sedangkan terowongan kereta api biasanya bentuk
penampangnya bulat, empat persegi panjang atau segi banyak (polygonal)
tergantung dari letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan untuk
terowongan dibawah kota
adalah kerapatan dari bangunan diatas tanah, jaringan jalan dan gedung-gedung.
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan
terowongan kereta api lainnya, yaitu:
-
Menambah persyaratan keamanan
yang diakibatkan oleh rapatnya dan tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas
dari displacement dan deformasi dari
rel dan dinding terowongan).
-
Hati-hati water sealing.
-
Standar yang tinggi dari kebersihan
dan peranginan (ventilation).
2.1.2. Terowongan Jalan Raya
Terowongan
jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelompok :
-
Terowongan yang dibangun untuk
kendaraan bermotor karena pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.
-
Terowongan interkoneksi, melewati
daerah berbukit didalam kota,
berbeda dalam dimensi dengan kelompok pertama. Terowongan ini biasanya
merupakan lanjutan dari jalan raya (jalan
arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang tinggi untuk mendapatkan
peranginan alam.
-
Terowongan yang melewati bawah
sungai, didaerah perkotaan. Terowongan ini dibangun untuk menggantikan jembatan
disungai yang lalu lintas kapalnya padat karena seringnya jembatan tersebut
diangkat pada saat kapal lewat yang mengakibatkan lalu lintas terhenti.
2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan ini
termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek dan
kemiringannya besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan
dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat
menyeberang bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini
dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai yang
menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga
dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan
memperlancar lalu lintas air. Hal yang khusus dari terowongan navigasi adalah
dinding (lining) terowongan yang
kedap air (impermeable),
sambungan-sambungan dibuat secara hati-hati dan diberi penutup/ penyekat dan
bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat kapal lewat sekecil mungkin.
Daerah-daerah
yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik serta formasi dan struktur
batuannya banyak mengandung patahan dan rekahan yang mempunyai kecendrungan
akan bergeser maka terowongan navigasi ini sebaiknya tidak dibuat pada daerah
tersebut.
2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang
Bawah Tanah.
Terowongan
ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan untuk
lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut
batuan, dan bijih hasil penambangan. Pada umumnya terowongan ini dibuat pada massa batuan yang sudah
terganggu akibat kegiatan penambangan dan umur terowongan adalah sampai
kegiatan penambangan selesai. Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan
disekitar terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin
agar kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin
(Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Terowongan
Transportasi Di Tambang Bawah Tanah
Di Tambang
Batubara Bawah di Sawah Luwung PTBA-UPO Samtera Barat
2.2.
Terowongan Angkut
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa terowongan angkut berfungsi sebagai media transportasi
material atau barang dan manusia yang berguna untuk kepentingan masyarakat
banyak, seperti media penyalur aliran air untuk tenaga listrik dan sebagainya.
2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik
Tenaga Air
Air dialihkan
atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit
listrik di sebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini
dapat dikatagorikan pada suatu kelompok utama berdasarkan kegunaannya.
Terowongan yang penampangnya terisi penuh oleh air langsung dari reservoir ke
turbin disebut terowongan tekan (pressure
tunnel). Karena perbedaan ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan
mengalami tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang
dibuat untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu tempat ke tempat
lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran sungai dengan kemiringan kecil
disebut sebagai terowongan saluran (discharge
tunnel).
Perbedaan antara
kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal beban yang diterima dan bentuk
penampangnya. Terowongan tekan menerima tekanan air dari dalam dan juga tekanan
luar yang diakibatkan oleh massa
batuan dan air tanah. Untuk menahan resultan dari tegangan tarik, yang paling
baik dan paling ekonomis adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh
karena itu terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal
kuda.
Bentuk
tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang dilakukan pada saat
penggalian. Untuk menahan gaya
tarik maka dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.
Terowongan saluran biasanya dirancang dengan bentuk penampangnya tapal kuda
sama dengan bentuk terowongan kereta api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil
dan dapat diabaikan, dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua
terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa batuannya masih bergerak dan tidak
solid. Terowongan tekan sebaiknya tidak dibuat pada massa batuan yang mengandung patahan atau
crack yang saling berpotongan atau gerakan tektoniknya masih ada.
Gambar 2.2. Contoh pembuatan terowongan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air di Renun Sidikalang Sumatera utara.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini
sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas sebelumnya, perbedaannya
hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan
air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air didalam kota atau membelokkan air
ketempat penyimpanan tersebut. Perbedaan yang utama adalah bahwa terowongan
penyediaan air ini dibuat untuk menyediakan air dari tempat penyimpanan
ketempat pemungkiman sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan aluvial
yang baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah pegunungan
sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih solid. Disamping itu tekanan
air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini
dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota
atau pusat industri ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh karena itu
hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air kotor ini karena
pengaruh gaya
gravitasi akan menggerus dinding dari terowongan. Demikian juga apabila
mengandung sisa-sisa bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding
terowongan harus dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang
tahan terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini dibuat
ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga metode pembuatan
terowongan yang umum dapat diterapkan pada saat pembuatannya. Pembuatan
terowongan untuk saluran air kotor perlu dibuat dibawah saluran-saluran air
atau dibawah jalan-jalan didalam kota,
karena selain mengalirkan air kotor juga untuk menampung/menerima air kotor
kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan
untuk Kepentingan Umum
Terowongan ini
biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan telepon,
pipa gas dan air. Juga pipa-pipa lainnya yang penting dibuat dibawah saluran
air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi
secara kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-waktu kalau ada kerusakan.
Terowongan ini berbeda dari terowongan-terowongan yang sudah disebutkan
sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan tanah. Keuntungan yang
besar sekali dari terowongan ini adalah kemungkinan pembuatannya dengan metode
penerowongan, sehingga penggalian terbuka yang dapat menggangu lalu lintas
dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan dan inspeksi dapat dilakukan
bersamaan. Penampang terowongan ini dapat berbentuk empat persegi panjang atau
bulat, tergantung dari cara pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir
sama dengan terowongan pejalan kaki.
2.
Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan
Kegunaannya
Maksud dari
dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung dari penumpang
atau barang terhadap rintangan-rintangan yang ada. Rintangan tesebut dapat
berupa rintangan alam seperti gunung, sungai, laut, maupun rintangan karena
aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada dan tujuan dari
transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam berbagai kelompok.
Rintangan
mungkin berupa gunung, sungai, laut,
penduduk yang rapat, atau daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan dibuat di bawah
gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat atau daerah industri dan
gedung-gedung dan jalan raya. Maksud dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk
jalan kereta api dan jalan mobil,
pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air, menghasilkan tenaga
listrik, saluran gas, saluran pembuangan, tempat penambangan atau untuk
kepentingan transportasi lokal di dalam suatu daerah industri atau pabrik.
Berdasarkan kegunaannya terowongan dapat dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
1.
Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnel)
-
Terowongan kereta api
-
Terowongan jalan raya
-
Terowongan pejalan kaki
-
Terowongan navigasi
-
Terowongan transportasi dibawah kota
-
Terowongan transportasi ditambang
bawah tanah
2. Terowongan Angkutan.
-
Terowongan stasiun pembangkit
listrik tenaga air
-
Terowongan penyediaan air
-
Terowongan untuk saluran air kotor
-
Terowongan yang digunakan untuk
kepentingan umum.
-
Terowongan untuk angkutan di dalam
daerah industri pabrik
Terowongan yang akan dibicarakan disini adalah merupakan
struktur bawah tanah (underground
structure) sehingga untuk memenuhi tujuannya maka terowongan tersebut harus
dibuat dengan metoda khusus tanpa mengganggu permukaan tanah.
Disamping
itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian terbuka jika letaknya tidak
begitu jauh dari permukaan tanah. Sesudah konstruksi terowongan selesai maka
ditimbun lagi dengan tanah hasil galian sebelumnya, metode ini dikenal dengan
istilah cut and cover.
2.1.
Terowongan
lalu lintas (Traffic Tunnel)
Terowongan
lalu lintas berfungsi untuk mengangkut material tambang atau barang dan manusia
sebagai media transportasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara
terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa yang terpenting
adalah terowongan kereta api. Kebanyakan terowongan kereta api ditemukan
didaerah pegunungan, tetapi ada juga yang dibangun dibawah sungai atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun
merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api dibawah kota merupakan kelompok
tersendiri dari terowongan kereta api, berbeda dengan terowongan jalan raya
dilihat dari sudut lokasi, metode kontruksi, material dan kegunaannya.
Terowongan jalan raya bentuk penampangnya tapal kuda (horse shoes). Sedangkan terowongan kereta api biasanya bentuk
penampangnya bulat, empat persegi panjang atau segi banyak (polygonal)
tergantung dari letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan untuk
terowongan dibawah kota
adalah kerapatan dari bangunan diatas tanah, jaringan jalan dan gedung-gedung.
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan
terowongan kereta api lainnya, yaitu:
-
Menambah persyaratan keamanan
yang diakibatkan oleh rapatnya dan tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas
dari displacement dan deformasi dari
rel dan dinding terowongan).
-
Hati-hati water sealing.
-
Standar yang tinggi dari kebersihan
dan peranginan (ventilation).
2.1.2. Terowongan Jalan Raya
Terowongan
jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelompok :
-
Terowongan yang dibangun untuk
kendaraan bermotor karena pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.
-
Terowongan interkoneksi, melewati
daerah berbukit didalam kota,
berbeda dalam dimensi dengan kelompok pertama. Terowongan ini biasanya
merupakan lanjutan dari jalan raya (jalan
arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang tinggi untuk mendapatkan
peranginan alam.
-
Terowongan yang melewati bawah
sungai, didaerah perkotaan. Terowongan ini dibangun untuk menggantikan jembatan
disungai yang lalu lintas kapalnya padat karena seringnya jembatan tersebut
diangkat pada saat kapal lewat yang mengakibatkan lalu lintas terhenti.
2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan ini
termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek dan
kemiringannya besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan
dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat
menyeberang bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini
dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai yang
menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga
dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan
memperlancar lalu lintas air. Hal yang khusus dari terowongan navigasi adalah
dinding (lining) terowongan yang
kedap air (impermeable),
sambungan-sambungan dibuat secara hati-hati dan diberi penutup/ penyekat dan
bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat kapal lewat sekecil mungkin.
Daerah-daerah
yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik serta formasi dan struktur
batuannya banyak mengandung patahan dan rekahan yang mempunyai kecendrungan
akan bergeser maka terowongan navigasi ini sebaiknya tidak dibuat pada daerah
tersebut.
2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang
Bawah Tanah.
Terowongan
ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan untuk
lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut
batuan, dan bijih hasil penambangan. Pada umumnya terowongan ini dibuat pada massa batuan yang sudah
terganggu akibat kegiatan penambangan dan umur terowongan adalah sampai
kegiatan penambangan selesai. Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan
disekitar terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin
agar kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin
(Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Terowongan
Transportasi Di Tambang Bawah Tanah
Di Tambang
Batubara Bawah di Sawah Luwung PTBA-UPO Samtera Barat
2.2.
Terowongan Angkut
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa terowongan angkut berfungsi sebagai media transportasi
material atau barang dan manusia yang berguna untuk kepentingan masyarakat
banyak, seperti media penyalur aliran air untuk tenaga listrik dan sebagainya.
2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik
Tenaga Air
Air dialihkan
atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit
listrik di sebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini
dapat dikatagorikan pada suatu kelompok utama berdasarkan kegunaannya.
Terowongan yang penampangnya terisi penuh oleh air langsung dari reservoir ke
turbin disebut terowongan tekan (pressure
tunnel). Karena perbedaan ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan
mengalami tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang
dibuat untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu tempat ke tempat
lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran sungai dengan kemiringan kecil
disebut sebagai terowongan saluran (discharge
tunnel).
Perbedaan antara
kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal beban yang diterima dan bentuk
penampangnya. Terowongan tekan menerima tekanan air dari dalam dan juga tekanan
luar yang diakibatkan oleh massa
batuan dan air tanah. Untuk menahan resultan dari tegangan tarik, yang paling
baik dan paling ekonomis adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh
karena itu terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal
kuda.
Bentuk
tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang dilakukan pada saat
penggalian. Untuk menahan gaya
tarik maka dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.
Terowongan saluran biasanya dirancang dengan bentuk penampangnya tapal kuda
sama dengan bentuk terowongan kereta api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil
dan dapat diabaikan, dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua
terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa batuannya masih bergerak dan tidak
solid. Terowongan tekan sebaiknya tidak dibuat pada massa batuan yang mengandung patahan atau
crack yang saling berpotongan atau gerakan tektoniknya masih ada.
Gambar 2.2. Contoh pembuatan terowongan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air di Renun Sidikalang Sumatera utara.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini
sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas sebelumnya, perbedaannya
hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan
air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air didalam kota atau membelokkan air
ketempat penyimpanan tersebut. Perbedaan yang utama adalah bahwa terowongan
penyediaan air ini dibuat untuk menyediakan air dari tempat penyimpanan
ketempat pemungkiman sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan aluvial
yang baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah pegunungan
sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih solid. Disamping itu tekanan
air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini
dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota
atau pusat industri ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh karena itu
hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air kotor ini karena
pengaruh gaya
gravitasi akan menggerus dinding dari terowongan. Demikian juga apabila
mengandung sisa-sisa bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding
terowongan harus dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang
tahan terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini dibuat
ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga metode pembuatan
terowongan yang umum dapat diterapkan pada saat pembuatannya. Pembuatan
terowongan untuk saluran air kotor perlu dibuat dibawah saluran-saluran air
atau dibawah jalan-jalan didalam kota,
karena selain mengalirkan air kotor juga untuk menampung/menerima air kotor
kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan
untuk Kepentingan Umum
Terowongan ini
biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan telepon,
pipa gas dan air. Juga pipa-pipa lainnya yang penting dibuat dibawah saluran
air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi
secara kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-waktu kalau ada kerusakan.
Terowongan ini berbeda dari terowongan-terowongan yang sudah disebutkan
sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan tanah. Keuntungan yang
besar sekali dari terowongan ini adalah kemungkinan pembuatannya dengan metode
penerowongan, sehingga penggalian terbuka yang dapat menggangu lalu lintas
dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan dan inspeksi dapat dilakukan
bersamaan. Penampang terowongan ini dapat berbentuk empat persegi panjang atau
bulat, tergantung dari cara pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir
sama dengan terowongan pejalan kaki.
Belum ada tanggapan untuk "Klasifikasi Terowongan"
Posting Komentar