3. PENYELIDIKAN LAPANGAN
UNTUK PEMBUATAN TEROWONGAN
3.1. U M U M
Bagi
perancang dan pembuat terowongan, massa
batuan atau tanah yang berada di daerah penggalian terowongan merupakan
material kontruksi. Sehingga sangat perlu sekali diketahui dan dimengerti
karakteristik teknik dari massa
batuan atau tanah tersebut.
Pekerjaan
penyelidikan lapangan yang lengkap selalu dilakukan sebelum pembuatan
terowongan. Pada beberapa proyek pembuatan terowongan, penyelidikan lapangan
ini terus dilakukan hingga pada tahap konstruksi, jika hal ini dapat
mendatangkan keuntungan secara ekonomis bagi pemilik proyek.
Kondisi
yang sulit dari massa
batuan dan tanah akan menyebabkan persoalan-persoalan kontruksi yang sulit
pula. Oleh karena itu, hal ini harus sudah ditentukan dan diperhitungkan dalam
suatu rancangan.
Penyelidikan
lapangan untuk pembuatan terowongan dilakukan untuk membantu dalam menentukan
kelayakan dan keamanan suatu rancangan serta ekonomisnya proyek dalam pembuatan
terowongan tersebut.
Lebih
spesifik lagi, tujuan dari dilakukannya penyelidikan lapangan dalam pembuatan
terowongan adalah :
1.
Untuk menentukan karakteristik
fisik dari material dimana terowongan tersebut dibuat.
2.
Untuk mendapatkan parameter
rancangan dari tanah dan batuan yang spesifik.
3.
Membantu didalam menentukan batas
kepastian untuk proyek, dan memberitahukan para pelaksana akan kondisi-kondisi
yang mungkin timbul selama konstruksi, sehingga memungkin untuk dapat
mempersiapkan suatu rancangan yang lebih baik untuk mengatasi
persoalan-persoalan tersebut.
4.
Untuk menghilangkan kondisi-kondisi
dari material yang tidak jelas untuk para kontraktor atau pelaksana pada saat
menawar pekerjaan pembuatan terowongan.
5.
Mempersiapkan kondisi rancangan
sehingga perubahan kondisi dapat ditentukan secara adil selama konstruksi.
6.
Untuk meningkatkan keamanan
pekerjaan.
7.
Untuk mendapatkan pengalaman
bekerja dengan material, yang mana pada saatnya akan meningkatkan kualitas dari
keputusan di lapangan selama pekerjaan tahap konstruksi.
Untuk
mencapai tujuan di atas, harus dilakukan program penyelidikan lapangan yang
baik dan lengkap. Adapun program penyelidikan lapangan yang lengkap untuk
pembuatan terowongan adalah :
1. Studi pustaka dan
mempelajari data-data yang ada.
2. Studi foto udara.
3. Peninjauan geologi
permukaan.
4. Penyelidikan
geofisika.
5. Pemboran eksplorasi.
6. Sumur uji, drift,
shaft.
7. Pengujian in-situ
8. Pengujian laboratorium
9. Pengujian model skala
penuh (Model numerik).
10. Tahap konstruksi.
11. Pemantauan dan unjuk
laku (performance) sesudah konstruksi.
3.2. KLASIFIKASI
PENYELIDIKAN LAPANGAN
Penyelidikan lapangan dibagi dalam tiga klasifikasi
(tabel 3.1), yaitu penyelidikan permulaan untuk memperkirakan skala terowngan,
penyelidikan terinci untuk membuat rancangan dan konstruksi, dan penyelidikan
selama konstruksi untuk manajemen konstruksi atau manajemen keselamatan kerja.
Tabel 3.1.
Klasifikasi Penyelidikan Lapangan.
Klasifikasi
|
Perioda
|
Maksud
|
Ruang Lingkup
|
Tempat
|
1.
Penyelidikan
permulaan
|
Dari permulaan pemilihan lintasan sampai
menentukan elevasi yg dikehendaki untuk studi permulaan dari lintassan.
|
Untuk mendapatkan data-data dasar untuk
membandingkan rancangan permulaan dan rancangan terinci.
|
Penyelidikan permulaan dan topografi dan
geologi dari data-data yang sudah ada, dan penyelidikan dari objek untuk kompensasi
dan hukum yang berkaitan.
|
Disekitar lintasan permulaan dan
tempat-tempat yang ada hubungannya.
|
2.
Penyelidikan
terinci
|
Dari pemilihan akhir lintasan sampai
permulaan kontruksi.
|
Untuk mendapatkan data-data dasar yg
diperlukan utk memilih rancangan dari
lintasan, rancangan terinci, jadwal konstruksi dan perkiraan biaya.
|
Penyelidikan terinci dari topografi,
geologi fasilitas yg ada hubungannya dengan konstruksi, objek utk kompensasi
dan hukum yg berkaitan.
|
Disekitar lintasan yg di rancang dan tempat-tempat
yg ada hubungannya.
|
3.
Penyelidikan selama
konstruksi
|
Selama konstruksi
|
Untuk memperkira-kan persoalan-persoalan
yg timbul selama konstruksi dan mendapatkan data-data dasar utk management
konstruksi, management keselamatan kerja, kompensasi, dll.
|
Penyelidikan geologi di dalam drift dan
disekitar terowongan karena adanya pengaruh penggalian, bocoran/rembesan air,
tekanan dan gas.
|
Drift dan daerah dimana ada pengaruh
kontruksi.
|
3.3. PENINJAUAN GEOLOGI
Untuk
menyelidiki secara langsung lintasan terowongan yang dipilih jarang sekali
dapat dilakukan, oleh karena itu kondisi geologi yang dimasukkan dalam asumsi
rancangan berdasarkan pengetahuan terinci dari daerah lokasi yang dipilih dan
dihubungkan dengan keahlian interpretasi ahli geologi teknik. Interpretasi yang
dilakukan berdasarkan pengetahuan massa
batuan, struktur, jenis batuan, seperti jenis batuan secara makro maupun
mikroskopis, mineralogi dan situasi morfologi (topografi).
Dalam
pengembangan program investigasi, harus diingat bahwa jawaban untuk setiap
pertanyaan mengenai geologi tidak selalu didapat di lokasi pekerjaan tetapi
hubungan antara unit-unit batuan atau ciri-ciri struktur yang tidak jelas di
lokasi pekerjaan mungkin dapat dikenal di tempat yang jauh dari lokasi
tersebut.
Peninjauan
geologi termasuk pencarian literatur (pustaka) dan data-data yang telah ada,
studi foto udara dan pemetaan geologi permukaan.
3.3.1. Tinjauan Pustaka
Sebelum berangkat ke lapangan untuk melakukan
peninjauan geologi, sebaiknya dilakukan pencarian informasi-informasi yang
sudah pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah dan batuan, airtanah,
sejarah seismik dan struktur di lokasi pekerjaan. Untuk daerah perkotaan,
pengetahuan mengenai lokasi sangat penting, seperti dapat dikenalinya daerah penimbunan
lama atau alterasi pola penirisan (drainage pattern) yang mana dapat
mempengaruhi pembuatan terowongan. Peta geologi dan peta tanah sangat berguna
sekali seperti juga peta foto udara.
3.3.2. Foto Udara
Menggunakan foto udara memungkinkan untuk melihat
semua daerah yang sedang diselidiki. Foto udara sangat berguna sekali dalam
analisis geomorfologi atau analisis bentuk permukaan bumi, dan sifat-sifat
batuan yang dapat diperoleh dari keahlian mengevaluasi reaksi batuan pada
pengujian laboratorium alam dan lingkungannya.
Teknik pemotretan yang digunakan sekarang adalah
vertikal, miring, berwarna, infra merah dan menggunakan radar.
Interpretasi terinci foto udara memerlukan seorang
yang ahli. Beberapa gambaran yang dapat dikenali adalah fotografi, pola penirisan,
tumbuh-tumbuhan, daerah yang dipergunakan (land use) dan sumber-sumber material
untuk konstruksi yang potensial.
Untuk menggunakan foto udara, skala, orientasi
bayangan, orientasi kompas dan tanggal pembuatan foto udara harus diketahui.
Dengan menggunakan foto udara, topografi lereng yang
terdiri dua tipe yaitu lereng yang terbentuk akibat erosi dan lereng yang
terbentuk akibat pengendapan material dapat diketahui (Gambar 3.1).
Gambar 3.1.
Dua
tipe topografi lereng (lereng akibat erosi dan pengendapan)
Lereng akibat erosi adalah lereng
yang merupakan hasil langsung dari gaya-gaya yang bekerja padanya dan terdiri
dari material-material yang mampu menahan gaya-gaya tersebut. Gaya-gaya yang
bekerja pada lereng tersebut antara lain adalah gaya gravitasi, tegangan in-situ akibat gaya overbuden pada masa
lalu dan sekarang, gaya
tektonik, perubahan kimia dan bahan-bahan abrasif yang berada pada aliran air,
angin dan es. Dari bentuk lereng dapat diperkirakan sifat-sifat batuan, terutama
di daerah yang topografinya muda.
Gambaran lain yang mudah dikenali pada foto udara
adalah tanah longsor (land slide), patahan utama dan struktur geologi seperti
antiklin, sinklin dan “dome”.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa hasil
penafsiran foto udara akan sangat membantu dalam mengetahui situasi suatu
daerah dari pengaruh geologi sekitarnya walaupun secara garis besar. Disamping
itu akan diketahui hubungan antara struktur suatu daerah dengan daerah
disekitarnya serta pengaruhnya yang akan berguna dalam merancang sebuah
terowongan.
3.4.
Pemetaan Geologi Permukaan
Pemetaan geologi berguna untuk mengetahui jenis dan
penyebaran batuan di lokasi pekerjaan, baik ketebalannya atau sifat-sifat fisik
dan mekanis di lapangan. Dengan pemetaan ini, secara garis besar diketahui
jenis dan sifat batuan yang nantinya akan ditembus oleh terowongan serta akibat
pekerjaan penerowongan terhadap setiap jenis batuan.
Peta geologi dapat dibuat berdasarkan peta dasar
topografi yang dapat berasal dari peta kontur terestrial, pembesaran foto
udara, “plane table” dan lain-lainnya.
Secara umum pemetaan geologi terdiri dari atas
pemetaan batuan dasar dan pemetaan geologi teknik.
Peta batuan dasar menunjukkan :
-
litologi
dan batas-batasnya (jenis batuan dan stratigrafi)
-
Struktur
geologi (perlipatan, kekar, sesar, arah dan kemiringannya)
Dan Peta gelogi teknik menunjukkan :
-
Singkapan
batuan, derajat pelapukan dengan masalah utama ; lokasi yang mempunyai
pelapukan yang dalam, potensi kelulusan air, daerah kebocoran, struktur yang
mengontrol penirisan dan kemantapan lereng.
-
Material
bahan bangunan.
3.5. Penyelidikan Geofisika
Penyelidikan geofisika amat berarti dalam studi
geologi untuk penerowongan. Interpretasi dari hasil survei ini sangat penting
sehingga keahlian dan pengalaman seorang sangat berperan didalam mengevaluasi
data-data yang dikumpulkan.
Metoda geofisika mempunyai beberapa keuntungan yaitu
tidak merusak objek yang diselidiki, relatif cepat dan ongkosnya rendah.
Bagaimanapun juga juga ketelitian dari metoda ini biasanya rendah. Oleh karena
itu dibutuhkan metoda lain untuk membuktikan anomali-anomali yang diperoleh.
Idealnya metoda geofisika ini dilakukan sebelum
program pemboran dimulai, Hasil interpretasi geofisika biasanya digunakan untuk
menentukan lokasi pemboran agar diperoleh informasi yang terbaik.
Beberapa metoda geofisika adalah survei seismik
refraksi dan refleksi. Resistivity elektrik, survei gravitasi dan geomegnetik.
Teknik geofisika yang menggunakan lubang bor adalah neutron density, teknik
gamma. Teknik lainnya sangat jarang digunakan dalam evaluasi rancangan
terowongan.
3.5.1. Metoda Seismik Refraksi
Kecepatan gelombang elastik melewati suatu material
merupakan fungsi dari struktur material, komposisi dan kondisi tegangan
in-situ. Nilai Kecepatan ini dipengaruhi oleh adanya densiti, kandungan air dan
kekompakan batuan.
Gelombang seismik mengikuti prinsip-prinsip
perambatan (propagation), refleksi dan refraksi dengan gelombang-gelombang
ringan.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran metoda
seismik adalah sumber energi seismik berbentuk getaran (dynamite), detektor
(geophone) dan peralatan waktu yang akan merekam waktu perjalan gelombang.
Aplikasi metoda seismik adalah untuk :
-
Mengidentifikasi
secara umum jenis batuan
-
Melokalisir
anomali kondisi geologi, seperti tebalnya daerah lapuk, lembah tersembunyi dan
daerah geseran.
-
Menentukan
perkiraan elevasi dari bagian atas batuan keras.
-
Melokalisir
sumber material untuk konstruksi.
-
Membantu
dalam pemilihan lokasi pemboran secara efisien.
Tingkat kepercayaan pengukuran seismik akan tinggi
jika pengukuran dilakukan diatas permukaan airtanah dan perbedaan kecepatan
rambat gelombang meningkat diantara dua material yang berdekatan.
Beberapa kelemahan metoda ini adalah jika
penyelidikan dilakukan berada pada material yang mempunyai nilai rambat
gelombang yang hampir sama seperti ; kecepatan seismik di air kira-kira 5000
feet/detik, yang mana sama dengan di gravel yang kompak, lempung dan batuan
lapuk. Hal ini akan menyulitkan jika permukaan airtanah berdekatan dengan
batuan-batuan tersebut di atas. Sehingga interpretasi sulit dilakukan.
Disamping itu juga survei seismik akan sulit dilakukan di daerah yang padat
penduduknya, di dekat jalan raya atau di dekat bekerjanya mesin-mesin berat
karena getaran-getaran yang timbul akan mengganggu pembacaan kecepatan seismik.
3.5.2. Metoda Resistivity
Ketahanan suatu material jika dilalui oleh arus
listrik akan tergantung oleh komponen-komponen kimia dan derajat kejenuhannya.
Metoda resistivity menggunakan arus listrik yang dimasukkan ke dalam tanah
melalui dua elektroda. Perubahan potensial pada jarak yang diketahui diantara
elektroda ini kemudian digunakan untuk membantu mengevaluasi tipe material.
Lempung dan lanau basah, air mineral dan beberapa
bijih adalah konduktor yang baik, pasir dan kerikil kering serta batuan
kristalin tanpa logam adalah konduktor yang buruk.
Dari penyelidikan metoda resistivity biasanya akan
diperoleh informasi yang sangat berguna jika dilakukan bersamaan dengan
penyelidikan metoda seismik, dimana karakteristik dari berbagai material dapat
dibandingkan.
3.6.
Pemboran
Pemboran adalah alat lain yang digunakan di dalam
evaluasi geologi teknik (engineering geology) suatu lokasi, dimana diperlukan
keahlian interpretasi dan aplikasinya.
Program pemboran dikembangkan sesudah mempelajari
kenyataan yang didapat selama peninjauan geologi umum (reconnaissance) lokasi
dan penyelidikan geofisika.
Pemboran adalah metoda yang paling umum untuk
eksplorasi detail, walaupun program pemboran yang baik tidak akan mendapatkan
semua jawaban mengenai material dan sifat-sifat batuan, tetapi program pemboran
yang baik dapat memberikan jawaban yang cukup, sehingga dapat mempersiapkan
untuk variasi-variasi yang berarti dari kondisi geologi disekitarnya.
Pemboran biasanya dilakukan untuk mendapatkan
keterangan yang spesifik dari unit batuan, variasi material dan sifat-sifat
fisik dan mekaniknya. Karena terowongan gambarannya linier, maka program
pemboran harus terkosentrasi didalam daerah yang berpotensial mempunyai
kesulitan yang besar, kecuali dalam kasus-kasus yang khusus, dimana pemboran
tidak harus pada jarak-jarak tertentu sepanjang lintasan terowongan.
Beberapa daerah yang memerlukan eksplorasi lebih
detail adalah :
1. Portal
2. Topografi yang rendah
di atas terowongan, yang biasanya menggambarkan struktur batuan yang lemah.
3. Jenis batuan dengan
potensial pelapukan yang dalam.
4. Daerah yang banyak
mengandung air (water bearing zone)
5. Daerah geser.
Terowongan yang akan dibuat pada kedalaman yang
besar, pemboran dibuat untuk mendapatkan keterangan yang spesifik mengenai
batuan sepanjang lintasan terowongan. Biasanya dilakukan pengambilan contoh
batuan (sample) diatas lintasan terowongan untuk menyiapkan panampang melintang
geologi.
Gambar 3.2. memperlihatkan pengelompokan pemboran
sepanjang lintasan terowongan dimana penempatan pemborannya tidak baik, karena
meninggalkan kesenjangan yang besar didalam unit batuan yang terlibat.
Gambar
3.2
Arah
lubang bor dari group pemboran yang kurang baik
Disepanjang lintasan
terowongan.
Dilain
pihak, Gambar 3.3. memperlihatkan penempatan pemboran yang lebih baik, sehingga
dapat memperlihatkan gambaran situasi geologi yang lebih lengkap, walaupun
pemboran tidak mencapai lintasan terowongan. Jumlah lubang bor yang dibutuhkan
merupakan fungsi dari kompleksitas geologi didaerah tersebut.
Gambar 3.3
Arah
lubang bor dari group pemboran yang lebih baik
Memperlihatkan situasi
geologi yang lebih lengkap.
Di
daerah yang batuannya relatif mendatar dibutuhkan beberapa lubang bor, tetapi
untuk batuan dan kondisi geologi yang komplek dibutuhkan lebih banyak lagi
lubang bor.
3.6.1. Pogram Pemboaran untuk
Batuan Lunak (Soft Ground)
Batuan lunak dapat ditemukan di sembarang kedalaman
di sekitar terowongan, hal ini disebabkan oleh besarnya geser (shear zone),
alterasi hidrothermal, sementasi yang buruk di lapisan sedimen dan lain-lain.
Bagaimanapun juga teknik eksplorasi khususnya yang
sesuai untuk kondisi batuan lunak pada terowongan digunakan dengan tanah
penutup dangkal seperti drive samling, cable tool dan churn drilling.
Sifat-sifat deformasi tanah dapat dievaluasi dengan
menggunakan alat “dilatometer”, alat ini akan mengukur deformasi tanah dengan
mengukur perubahan volume dari “pressure cell” dengan tekanan gas yang bervariasi.
Ketelitian dari perubahan volume dapat diukur batasnya dari selang efektif.
Metoda ini digunakan untuk tanah yang mempunyai modulus deformasi kurang dari 5
x 105 psi.
3.6.2. Progran Pemboran untuk
Batuan Keras (Hard Ground)
Maksud dilakukannya pekerjaan pemboran untuk batuan
keras adalah :
1. Menetukan stratigrafi
dan geologi struktur di sepanjang lintasan terowongan yang akan dibuat.
2. Menentukan sifat-sifat
fisik material dan batuan.
3. Mempelajari pola
“fracture” didalam berbagai unit batuan.
4. Mengukur permeabilitas
dan kondisi airtanah.
5. Mengumpulkan data
tingkat tegangan in-situ.
6. Mengevaluasi sistem
penggalian baik untuk metoda peladekan atau penggalian mekanis.
7. Mengevaluasi
kemungkinan akan kebutuhan penyangga.
8. Menyediakan jalan
untuk pengujian di dalam lubang bor dan untuk peralatan logging.
Penampang lubang bor (core log) adalah perekaman
yang terpenting dari pekerjaan pemboran, oleh karena itu harus dipersiapkan
oleh orang yang sudah berpengalaman didalam menginterpretasi geologi teknik dan
mengevaluasi perilaku peralatan pemboran dalam hubungannya dengan kondisi bawah
tanah. Parameter-parameter yang penting dari hasil ini adalah :
1. Diskripsi geologi dan
diskripsi material dan jenis batuan disekitarnya.
2. Diskripsi “rock fabrik
element”.
3. Rekaman uji lapangan :
-
Uji
permeabilitas air.
-
Uji
“rebound hammer”.
-
Uji
“core capiler”.
-
Uji
“specific gravity”.
-
Uji
kecepatan dinamis.
4. Log grafis dari
litologi, struktur dan perolehan inti (core recovey) untuk pembacaan cepat
data.
5. Data dasar dari tiap
“core run” ;
-
Panjang
“run”.
-
Prosentase
proelhan inti.
-
Pecahan
inti yang terpanjang.
-
Lokasi
daerah kehilangan inti.
6. Kecepatan pemboran.
7. Kondisi air dan lumpur
pemboran yang kembali dan jumlahnya.
8. Kedalaman lubang bor
dimana pemboran tidak normal.
9. Pendapat dari pencatat
pada lokasi dan alasan untuk kehilangan inti.
10. Kondisi-kondisi
lainnya dimana dapat mempengaruhi hasil pekerjaan, seperti tipe dan kondisi
peralatan, mata bor dan tekanan lumpur serta rpm mata bor.
11. Kondisi airtanah.
12. “Casing” atau
kebutuhan penyemenan.
13. Lokasi inti didalam
peti, untuk kemudahan referensi dimasa mendatang.
3.6.3. Uji Tekanan Air didalam
Pemboran
Uji tekanan air adalah bagian dari program
eksplorasi batuan. Hasil uji ini akan memberikan informasi yang berguna
mengenai kondisi bawah permukaan jika dilakukan dengan hati-hati. Sebelum data uji tekanan air dapat digunakan secara
efektif, hasil di lapangan harus dikonversikan dahulu ke suatu koefisien yang
antara lain adalah :
k = Qm / 2p L Pc Log L/r
Dimana :
k = unit darcy (cc/detik, centipoise/cm2/det, atm/cm)
Q =
absopsi bagian yang diuji (cc/det)
m
=
viskositas fluida pengujian (centipoise)
L =
panjang bagian yang diuji (cm)
Pc = tekanan rata-rata dikoreksi dibagian yang diuji (atm)
r =
jari-jari lubang bor (cm)
3.6.4.
Penggunaan Lain dari Lubang Bor
Sesudah pemboran selesai dan inti
sudah berada di peti, maka pengeluaran terbesar eksplorasi sudah selesai, dan
penggunaan lain dari lubang bor harus dipertimbangkan, hal ini tergantung dari
kebutuhan proyek.
Beberapa penggunaan lain dari
lubang bor adalah :
1. Pengukuran muka
airtanah dan alirannya, uji permeabilitas.
2. Pengukuran temperatur
airtanah dan kadar garamnya.
3. Mempelajari struktur
batuan dengan menggunakan kamera televesi didalam lubang bor.
4. Pengukuran sifat-sifat
fisik batuan dengan menggunakan kecepatan seismik didalam lubang bor.
5. Logging geofisik untuk
melokalisir lapisan yang permeabel, perubahan material didalam daerah
kehilangan inti, void dan lain sebagainya, dengan menggunaan resistivity
listrik (gamma dan neutron density logs).
6. Survei arah lubang
bor.
3.6.5.
Pemboran Horizontal
Pemboran harizontal panjang
sekarang banyak digunakan untuk eksplorasi sebagai pengganti “adit” jika dana
untuk penyelidikan terbatas.
Menurut Majtenji dan Rubin ada
empat keuntungan pemboran harizontal panjang adalah :
1. Problema keamanan dan
lingkungan berkurang.
2. Kecepatan kemajuan
tinggi dan ongkos yang relatif murah.
3. Terganggunya batuan
sangat kecil.
4. Adapun keputusan yang
berbeda, proses dapat dihentikan pada tingkat ongkos terendah.
Empat metoda yang digunakan untuk
melakukan pemboran horizontal panjang adalah :
1. Diamond wireline core
drilling.
2. Rotary drilling
(Tricone type bit).
3. Down hole motor
drilling.
4. Down hole percussion drilling.
3.7. Adit
untuk Eksplorasi
“Adit” atau sumuran (shaft) untuk
eksplorasi dilakukan agar para perancang dapat melihat langsung keadaan batuan
atau material di tempat terowongan yang akan dibuat. Untuk penggalian di bawah
tanah yang besar, maka adit ini sangat diperlukan.
Penampang adit ini tidak boleh
lebih dari 2 x 2 m. Untuk daerah yang mempunyai tenaga kerja yang mahal, maka
ukuran penampang adit dapat diperbesar menjadi 3 x 3,75 m, agar dapat digunakan
alat gali mekanis, sehingga biayanya akan lebih murah.
Di dalam adit dapat dilakukan :
1. Analisis geologi
teknik rinci.
2. Pengukuran sifat fisik
dan mekanik in-situ.
3. Pengkuran reaksi massa batuan terhadap
penggalian.
4. Uji berbagai tipe
penyangga.
5. Mengevaluasi metoda
penggalian.
6. Pemantauan airtanah
dan kondisi gas.
7. Prapenyangga di daerah
batuan yang sulit.
3.8.
Studi Mekanika Batuan In-situ
Pengetahuan mengenai pengukuran
sifat-sifat mekanik batuan in-situ mengalami kemajuan yang sangat pesat. Studi
mekanika batuan in-situ dibuat dalam rangka :
1. Evaluasi kebutuhan
rancangan perkuatan batuan permanen dan sementara.
2. Mendapatkan parameter
pembebanan untuk rancangan dinding terowongan, termasuk penggunaan kekuatan
batuan di dalam dinding terowongan tekan.
3. Evaluasi kestabilan
kolom batuan diantara dua terowongan yang
berdekatan.
Hasil pekerjaan dibidang mekanika
batuan yang telah diselesaikan saat ini memberikan beberapa fakta yang harus
diketahui oleh para perancang dan pelaksana pembuatan terowongan adalah :
1. Kekuatan batuan adalah
time-dependent dan lebih dikontrol
oleh batas regangan dari pada batas tegangan.
2. Kekuatan batuan (batas
ragangan) sangat peka terhadap tegangan in-situ
(tekanan pemampatan).
3. Variasi di dalam
kekuatan batuan disebabkan oleh efek fabrik (perlapisan, kekar dan skistositi
dapat secara ekstrim).
4. Tegangan in-situ di
dalam batuan tidak hanya disebabkan oleh tinggi vertikal elemen di atasnya,
tetapi juga bisa oleh elemen-elemen tegangan tektonik sebelumnya dan sejarah
pembebanan batuan sebelumnya.
5. Arah dari tegangan
prinsipal maksimum jarang vertikal, tetapi sangat sering mendekati horizontal.
6. Elemen individu dari
perlapisan batuan sering membawa tegangan in-situ yang sangat berbeda. Ini
lebih benar sebagai arah dari tegangan prinsipal maksimum mendekati arah
perlapisan, dalam hal ini, tegangan yang dibawa oleh tiap unit batuan dapat
dihubungkan dengan ratio (nisbah) dari modulus deformasinya.
7. Poisson’s ratio untuk
batuan tidak konstan dan peka terhadap tingkat tegangan.
3.9.
PENGUJIAN
LABORATORIUM
Pengujian laboratorium dilakukan
untuk mendapatkan informasi dan data-data dari sifat fisik dan mekanik dari
material dan batuan di sepanjang dimana terowongan tersebut akan dibuat.
Pengujian di laboratorium pada
umumnya dilakukan terhadap percontoh (sample) yang diambil dari hasil pemboran
(core) di lapangan. Satu percontoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat
batuan. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan
pengujian tanpa merusak (non destructive test). Kemudian dilanjutkan dengan
pengujian kedua, yakni pengujian sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian
yang merusak (destructive test) sehingga percontoh batuan hancur.
Hasil pengujian sifat fisik
batuan adalah ; bobot isi, speciifi gravity atau densiti, porositas, abssorpsi
dan void ratio. Dan hasil pengujian sifat mekanik batuan adalah ; kuat
tekan, kuat tarik, modulus elastisitas,
sudut geser dalam, kohesi dan Poisson’s ratio. Hasil ini diperoleh dari
pengujian-pengujian :
1. Unconfined Compressive
Strength (UCS)
2. Triaxial test.
3. Shear Box test.
4. Brazzilian test.
3.10.
PENGUJIAN
MODEL SKALA PENUH
Pengujian model skala penuh
merupakan pengujian yang memanfaatkan teknologi komputer, yakni menggunakan
peranti-peranti lunak (sofrware) yang dibuat berdasarkan model terowongan yang
akan dibuat. Model yang dibuat harus sama dengan kondisi lapangan yang
sebenarnya, dimana terowongan tersebut akan dibuat. Ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada bab 6.
Belum ada tanggapan untuk "PENYELIDIKAN LAPANGAN UNTUK PEMBUATAN TEROWONGAN"
Posting Komentar